- Sinergi = kegiatan atau operasi gabungan (KBBI online)
- Sinergi berasal kata dari syn-ergo suatu kata Yunani yang berarti bekerjasama (Hampden-Turner, 1990).
- Senada dengan etimologi di atas, Walton (1999) mendefinisikan sinergi sebagai hasil upaya kerjasama atau ’co-operative effort’, karena itu inti dari proses untuk menghasilkan kualitas sinergi adalah kerjasama.
- Stephen R. Covey (7 Habits of Highly Effective People) menyampaikan bahwa jika 1 + 1 = 3, maka itulah yang disebut “Synergy”. Sinergi adalah saling mengisi dan melengkapi perbedaan untuk mencapai hasil lebih besar
Pola asuh terdiri dari dua kata yaitu pola dan asuh. Dalam KKBI (Anton Moeliono, tanpa tahun), bahwa kata pola memiliki arti:
- Sistem; cara kerja
- Bentuk (struktur) yang tetap
Sedangkan kata asuh memiliki arti:
- Menjaga (merawat dan mendidik) anak kecil.
- Membimbing (membantu, melatih dan sebagainya) supaya dapat berdiri sendiri.
POLA ASUH
- Dapat dijabarkan bahwa pengertian pola asuh adalah sistem, cara kerja atau bentuk dalam upaya menjaga, merawat, mendidik dan membimbing anak supaya dapat berdiri sendiri.
- Tarsis Tarmudji (2005:1) mengungkapkan bahwa pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan.
SINERGI POLA ASUH
1. Berorientasi pada hasil dan positif
2. Perspektif beragam untuk melengkapi cara pandang
3. Saling bekerjasama dan bertujuan sama serta adanya kesepakatan
4. Merupakan suatu proses yang diusahakan dengan sangat efektif
5. Karena merupakan suatu proses, sinergi tidak bisa dilakukan secara instan. Semua pihak yang
bersinergi membutuhkan waktu dan juga konsistensi.
bersinergi membutuhkan waktu dan juga konsistensi.
Bagaimana memulainya?
1. BERORIENTASI PADA HASIL DAN POSITIF
- Memahami visi dan misi MI Islamiyah Kedungmegarih
- Membaca dan memahami kurikulum yang ada di MI Islamiyah Kedungmegarih, sehingga mengerti sesuatu yang khas untuk pendidikan anak selama 6 tahun
- Bermanfaat untuk meyakinkan walimurid kepada anaknya secara penuh KASIH SAYANG, bukan dengan PAKSAAN apalagi PEMBIARAN, tentang pentingnya belajar di MI Islamiyah Kedungmegarih
VISI dan MISI MI ISLAMIYAH KEDUNGMEGARIH
VISI
TERWUJUDNYA GENERASI YG BERAKHLAQUL KARIMAH DAN BERPRESTASI
MISI:
1. Mengajarkan ajaran Islam Aswaja
2. Menanamkan sikap dan tanggungjawab sosial,
3. Pembelajaran akademik dan non akademik yang kompetitif
Bagaimana visi dan misi rumah dan keluarga anda ?????
?
?
?
Tinjauan Neuroscience
- Otak anak - remaja diibaratkan seperti fasilitas hiburan yang belum sepenuhnya sempurna terhubung (kabel longgar, DVD player belum disetting untuk terkoneksi dengan televisi, jangkauan remote control juga belum terjangkau sinyalnya)
- Remote control terletak pada piranti otak berpikir (Pre frontal cortex) yang baru akan mulai matang pada usia 14-21 tahun (aqil)
- Maka, Pengambilan keputusan dan tindakan pada anak remaja lebih dikendalikan oleh piranti otak emosionalnya (sistem limbik)
- Berdasarkan pemindaian otak, area-area ini yang paling awal berkembang adalah area mencari kesenangan dan pengharagaan
- Kombinasi otak berpikir yang belum matang dan kebutuhan kesenangan serta penghargaan mendorong anak dan remaja untuk melakukan keputusan dan tindakan yang lebih ke arah “nekat”, mencari sensasi untuk memuaskan kebutuhan pengharagaan
- Otak berpikir yang belum matang menjadikan anak dan remaja menjadi belum sepenuhnya memperkirakan kemungkinan negatif (baik jangka pendek dan jangka panjang)
- Maka perlu dibantu dengan panduan Tujuan (visi) di dalam hidupnya.
2. PERSPEKTIF BERAGAM UNTUK MELENGKAPI CARA PANDANG
- Menurut bapak/ibu, mengapa memilih menitipkan putra/putrinya MI Islamiyah Kedungmegarih?
- Menurut bapak/ibu, apakah putra/putri Anda sudah benar-benar mantap atau terpaksa?
Mengapa penting?
- Melatih anak untuk memahami untuk apa dia dititipkan ke madrasah,
- Melatih kemandirian anak dalam banyak hal
- Memupuk rasa tanggung jawab dalam diri anak
ASPEK PENGUAT DI SEKOLAH DAN DI RUMAH
- Tekun dalam mengamati perkembangan ibadah dan akhlak anak-anak
- Menjadi role model/panutan,
- Berlatih untuk menjadi sahabat bagi anak,
- Berlatih untuk menjadi pembimbing bagi anak.
Aktivitas Membangun Keteladanan
- Masing-masing anggota keluarga membuat aktivitas yang bisa mencapai tujuan visi
- Menjalankan aktivitas dengan sungguh-sungguh dan konsisten
- Melengkapinya dengan peraturan keluarga yang ditegakkan
- Menerima konsekuensi logis terhadap pelanggaran aturan
- Menyediakan forum memberikan umpan balik dan saling mendoakan
Aktivitas Membangun Persahabatan
- Orang tua membiasakan membangun kedekatan dengan anak melalui berbagai macam kegiatan, seperti menyediakan waktu untuk mendengarkan anak (pendapat mereka, keluhan mereka , komplain mereka terkait pengasuhan orangtua, dan lainnya)
- Menyempatkan mengusap wajah dan bahu mereka ketika mereka hendak tidur, mau berangkat ke sekolah, pulang sekolah, atau memeluknya ketika cemas, risau, dan sedih
- Menyediakan forum memberikan umpan balik dan saling mendoakan
Aktivitas Pembimbingan ke Anak
- Tekun menemani perjalanan tujuan anak (baik akademik maupun non akademik)
- Orangtua menyempatkan menanyakan kabar anak hari itu, memastikan apakah tugas-tugas dari sekolah sudah diselesaikan, memberikan bantuan apabila ada kesulitan, dan memberikan penghargaan terhadap pencapaian mereka (bukan hasilnya)
- Tidak terburu-buru memberikan nasihat kepada anak, namun bisa ditanyakan tentang apa yang sedang terjadi, dan ditanyakan bagaimana jalan keluar atas apa yang sedang terjadi
Data Umum
- 7 dari 10 pelajar SMP kelas 9 TIDAH TAHU mau melanjutkan ke SMA/SMK
- 9 dari 15 pelajar SMA TIDAK TAHU profesi apa yang mereka inginkan
- Masih banyak orang tua yang TIDAK TAHU apa yang mengenai MINAT dan BAKAT anaknya sehingga akhirnya menjalankan pendidikan dengan terpaksa
6 LANGKAH SINGKAT
- Melatih anak untuk mampu mengungkapkan tujuan dari aktivitas-aktivitas yang dilakukannya
- Melatih anak untuk membuat tahapan-tahapan pencapaiannya
- Melatih anak untuk mampu mengetahui pilihanpilihan yang ada
- Melatih anak untuk menemukan sumberdaya-sumberdaya yang dimiliknya
- Melatih anak untuk mengambil keputusan dan menangani konsekuensi yang menyertainya
- Melatih anak untuk mengukur pencapaiannya
3. SALING BEKERJASAMA DAN BERTUJUAN SAMA SERTA ADANYA KESEPAKATAN
- Membiasakan untuk melakukan tabayyun kepada pengelola sekolah setiap kali ditemukan hal yang “kurang sreg” baik itu berdasarkan laporan dari anak atau informasi dari orang tua lain;
- Penting untuk melatih anak agar memahami bahwa untuk menuju ke cita-cita yang tinggi, memerlukan pembelajaran yang kadang “tidak mengenakkan”, “tidak diinginkan”, dan perlu “pengorbanan”
- Berpartisipasi secara optimal terhadap program-program di sekolah (salah satu contohnya adalah buku penghubung menjadi tolok ukur keseriusan orang tua dalam memberikan perhatian terhadap perkembangan putra/putrinya. Bila perlu, bagi orang tua yang kurang serius, bisa diberi perlakuan khusus.
4. PROSES YANG DIUSAHAKAN DENGAN SANGAT EFEKTIF
- Orang tua mempercayai 100% terhadap sekolah dan memasrahkan dengan ikhlas pengasuhan anaknya ke sekolah agar hubungan yang terbangun harmonis
- Apabila ada kebelumcocokan, maka penyelesaiannya tetap sama-sama saling menghormati dan saling mendoakan
- Ketika sudah tidak mungkin didamaikan, maka bisa meninggalkan sekolah dengan tetap menjaga hubungan baik
5. MEMBUTUHKAN WAKTU DAN JUGA KONSISTENSI
- Masing-masing pihak yang bersinergi senantiasa memperbaiki kualitas layanannya dan saling menguatkan
- Sekolah senantiasa berbenah sesuai dengan perkembangan jaman termasuk masukan dari walimurid dan demikian juga sebaliknya
- Orang tua menguatkan kualitas pola asuhnya terhadap anak
- Anak didorong untuk memahami tentang tujuan mulia sekolah beserta cara-cara pembimbingannya, sehingga lebih tangguh dalam menghadapi kondisi sosial yang semakin komplek karena pengaruh globalisasi
Sinergi dan berbagi
akan menderaskan rizki
0 komentar:
Posting Komentar